Seminggu ini saya masuk stase Poli Rawat Jalan di Klinik Rehabilitasi Rumah Sakit Umum XXX. Dalam 3 hari praktek ada 4 pasien dengan kelumpuhan otot wajah yang datang sendiri ataupun rujukan dari bagian penyakit lain. Jadi tertarik bikin artikel sederhana mengenai penyakit dengan gejala ini.

Wajah dan ekspresinya merupakan sesuatu yang kompleks, rumit, unik, susah dipelajari, beragam arti dan jendela emosi. Gangguan saraf wajah akan menyebabkan penurunan percaya diri pasien dan beresiko membatasi partisipasi seseorang di masyarakat. Pengetahuan tentang penyakit ini akan membantu pasien dalam menyikapi gejala yang ada. Semoga berguna, enjoy!

Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan utama kelumpuhan separuh wajah kiri sejak 3 hari yang lalu. Timbul mendadak dan makin parah sejak 2 hari yang lalu dan bertahan sampai sekarang. Mulai dirasa pada saat pasien sedang naik motor, pasien menggunakan helm tanpa penutup wajah. Pada saat muncul gejala, pasien merasa kondisi tubuhnya sedang tidak enak, sedikit demam. Pendengaran telinga kiri sedikit terganggu, menjadi lebih sensitif dibanding sebelum sakit, tidak ada nyeri ataupun kelainan kulit di sekitar telinga. Sisi kiri wajah menjadi lebih kering dibanding sisi normal. Lidah terasa baal saat menikmati makanan. Mata terlihat seperti “jatuh” mengantung saat berkaca.

Aktivitas sehari-hari tidak terganggu tetapi merasa ada makanan yang tertinggal selesai mengunyah-menelan makanan. Pasien merasa kurang percaya diri bila bertemu orang lain, ketakutan stroke atau terkena penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi, kencing manis, kolesterol, alergi, riwayat penyakit kulit-kelamin sebelumnya. Belum mengkonsumsi obat-obatan sampai sekarang.

Dari pemeriksaan fisik didapati tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada gangguan motorik dan sensorik di bagian tubuh yang lain. Dari pemeriksaan wajah didapati pasien tidak bisa mengangkat alis, mengerutkan (mengernyitkan dahi), meringis, menutup mata spontan, mengangkat bibir bawah ke arah hidung, melebarkan lubang hidung, tersenyum lebar dan memonyongkan bibir. Tidak ada kelainan di rongga mulut dan liang telinga.

Pasien sudah membawa hasil pemeriksaan darah rutin, tidak ditemukan adanya kelainan pada hasil.

____________________________________________________________________

Dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik dan cek darah rutin yang ada dapat disimpulkan bahwa terjadi kelumpuhan saraf wajah (paresis nervus facialis) perifer.

Terapi yang dapat diberikan adalah steroid dengan atau tanpa antivirus, vitamin saraf, zinc beserta fisioterapi. Peran dokter disini adalah memastikan bahwa kelumpuhan saraf wajah itu berasal dari saraf perifer/tepi bukan saraf pusat/sentral (Stroke), memberikan terapi dan melakukan intervensi supaya tidak terjadi komplikasi.

Tanya Jawab:

Bell’s Palsy itu apa?

  • Gangguan pada saraf wajah satu sisi yang bersifat mendadak, progresif, dan bersifat self limiting disease tanpa diketemukan penyebab pastinya.

Bedanya sama stroke?

  • Bila pasien tidak mampu mengangkat alis disertai bibir mencong kemungkinan besar Bell’s palsy. Bila pasien mampu mengangkat alis tapi ditemukan adanya bibir mencong, bicara pelo, kelemahan anggota badan dengan atau tanpa kesemutan di separuh badan kemungkinan besar itu Stroke dan sebaiknya segera ke Rumah Sakit secepatnya!

Gambaran anatomis yang menjelaskan beda kelumpuhan saraf wajah perifer dan kelainan saraf sentral (perhatikan bahwa persarafan wajah sisi atas juga dipersarafi oleh otak di sisi yang sama, sementara wajah sisi bawah hanya dipersarafi oleh otak di sisi berlawanan).

Penyebab Bell’s palsy itu apa?

  • Kelumpuhan saraf wajah baru boleh disebut sebagai Bell’s palsy BILA semua penyebab gangguan saraf lainnya sudah disingkirkan.

Penyebab kelumpuhan saraf wajah itu apa saja?

  • Bisa karena infeksi (penyakit Lime, infeksi organ pendengaran, infeksi kelenjar parotis), tumor (akustik neuroma), penyakit kekebalan tubuh (autoimun seperti Multiple Sklerosis), gangguan metabolisme (seperti tiroid). Bila semua tersangka penyebab kelumpuhan saraf wajah ini dinyatakan tidak bersalah, barulah boleh disebut sebagai Bell’s palsy. Karena itu segera kontrol ke dokter yah kalo ada gejala seperti ini :).

Siapa saja yang mungkin terkena?

  • Semua orang mungkin terkena, tetapi angka kejadiannya lebih sering pada usia 15-60 tahun, ibu hamil trimester 3 atau satu minggu pasca melahirkan, riwayat infeksi virus herpes zoster dan pasien dengan kencing manis.

Sebaiknya kapan saya ke dokter bila didapati gejala seperti di atas?

  • Paling lambat 48 jam setelah gejala muncul.

Sebelum saya ke dokter, tindakan apa saja yang dapat saya lakukan di rumah?

  • Berikan tetes mata, jaga kebersihan gigi mulut, oleskan pelembab dan lakukan pijatan ringan dari bibir ke arah telinga dan alis. Juga latihan otot wajah di depan kaca.

Kalo ke dokter ntar diapain sih?

  • Dokter akan menyingkirkan penyebab-penyebab kelumpuhan saraf wajah, memberi obat, memberikan program latihan dan fisioterapi yang dapat diberikan. Pada kasus tertentu dapat dilakukan pemeriksaan Elektromyografi untuk penentuan terapi selanjutnya.

Bisa sembuh ga yah?

  • Setelah timbul gejala, biasanya akan makin parah sampai minggu ke 3, kemudian gejala bertahan konstan sampai 6 bulan. Proses penyembuhan berlangsung spontan setelah 6 bulan sampai tahunan. Peran dokter rehab disini adalah mencegah jangan sampai kelainan di wajah itu menetap.

Kalau sampai kena Bell’s palsy ini kemungkinannya bisa seberapa parah?

  • Dua dari 3 penderita Bell’s palsy akan mengalami kelumpuhan total, dimana sisanya 1 dari 3 akan mengalami kelumpuhan sebagian. Pasien yang menderita kelumpuhan total 60 persen akan kembali normal, sementara yang menderita kelumpuhan sebagian 94 persen akan kembali normal.
  • Delapan puluh lima persen akan mengalami perbaikan di minggu ke tiga, satu dari tujuh pasien akan mengalami gejala sisa ringan sementara satu dari enam pasien akan mengalami gejala sisa yang cukup berat, kontraktur wajah (asimetri wajah menetap) dan sinkinesis.

Sinkinesis itu apa?

  • Proses penyembuhan saraf yang terjadi tidak terorganisir dengan baik, sehingga terjadi respon yang salah dari saraf wajah. Contoh: pada saat mengunyah, bukannya air liur yang keluar malahan air mata, pada saat ingin tersenyum justru malah mengedipkan mata.

Saya menderita Bell’s sudah lebih dari 2 tahun dan belum ada perbaikan, apa yang bisa dokter lakukan untuk saya?

  • Dokter bisa saja menganjurkan latihan otot dan pijat wajah, pemberian suntikan Botox atau bila diperlukan dilakukan operasi bedah plastik. Anjuran ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.

Bacaan lebih lanjut – referensi:

http://emedicine.medscape.com/article/1146903-overview
http://www.mayoclinic.com/health/bells-palsy/DS00168
http://www.aafp.org/afp/2007/1001/p997.html#afp20071001p997-t2
http://www.uptodate.com/contents/bells-palsy-pathogenesis-clinical-features-and-diagnosis-in-adults?source=see_link#H3
http://www.healthyandstrong.net/tag/bells-palsy-signs

Semoga berguna.