“Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi” … “Apa?” … “Iya, dulu namanya dokter Spesialis Rehabilitasi Medik (Sp.RM), sekarang ganti nama menjadi Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.KFR). … “Ooo, dokter Rehab Medik … mmm sebenarnya itu dokter apa sih? Mirip fisioterapi gitu?” Begitu banyaknya pertanyaan ini mendorong saya untuk menulis apa itu dokter rehabilitasi medis sejauh yang saya ketahui.

Spesialisasi yang menggunakan media fisik dalam pengobatannya dan memfokuskan diri dalam pemulihan pasien ini memiliki cakupan yang luas. Boleh dikatakan dokter Rehab mirip dengan dokter orthopedi tetapi tanpa pisau, mirip dengan reumatologis, pulmonologis-cardiologis, pediatris dan neurologis tetapi minim obat-obatan. Dokter Rehab tidak mengambil peran dari dokter spesialis tersebut, tetapi menjadi partner sepadan di dalam memberikan pelayanan terbaik untuk pasien.

Dokter Rehab Medik mungkin sudah dikenal di masyarakat karena penanganan nyeri lutut dan nyeri punggung bawah yang komprehensif. Boleh dikatakan cakupan kompetensi dokter rehab jauh lebih luas dari sekedar dua kasus tersebut diatas. Dokter Rehab menangani pasien dari bayi lahir sampai pasien lanjut usia. Kasus saraf, kasus otot-tulang-sendi, kasus jantung paru, kasus cedera olahraga, kasus lansia, pasien amputasi dan kasus gangguan tumbuh kembang anak.

Di dalam praktek sehari-harinya, dokter Sp.KFR bekerja sebagai pemimpin tim yang terdiri dari, fisioterapis, okupasional terapis, terapi wicara, pekerja sosial, ortotis prostetis (pembuat alat bantu – pengganti bagian tubuh palsu), perawat medis, psikolog dan perawat. Dokter rehab akan mengumpulkan problem list pasien dari masalah dengan mobilitas, aktivitas merawat diri, komunikasi, psikologi, sosioekonomi, pekerjaan dan mencari solusinya.

Hal lain yang membedakan dokter rehabilitasi medik dengan dokter spesialisasi lainnya adalah dokter Rehab memandang pasien tidak saja dari segi penyakit tetapi juga dari segi fungsi dan bersifat holistik. Seorang pasien yang sudah stabil dari serangan jantung koroner misalnya, sepulang dari rawat inap mendapat resep obat hingga tekanan darah ataupun keluhan nyeri dada hilang. Tetapi bagaimana pasien tersebut menjalani hidupnya, bagaimana pasien bisa kembali ke performance semula, kapan diperbolehkan melakukan hubungan seks, aktivitas apa saja yang diperbolehkan, bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan dan kapan diperbolehkan bekerja kembali menjadi peran dokter Rehab.

Dokter Rehab memandang pasien dari segi penyakit dan FUNGSIONALnya.

Kasus yang menjadi kompetensi kami antara lain: kasus anak seperti Down syndrome, cerebral palsy, keterlambatan bicara, keterlambatan perkembangan anak, kaki pengkor, lutut O; cedera olahraga; kasus saraf seperti pemulihan stroke dan komplikasinya, cedera sumsum tulang belakang, sindroma Guillan Barre; kasus tulang-otot-sendi seperti nyeri lutut, kaku sendi bahu, rehabilitasi pasca operasi tendon; rehabilitasi gagal jantung, penyakit paru kronik dan kasus lansia yang beraneka ragam komplikasinya.

Dokter rehab mengobati menggunakan media fisika seperti: terapi latihan, terapi panas-dingin, listrik, LASER, pool therapy, traksi, manual therapy (manipulasi dan medical massage), shock wave therapy. Semua media fisika yang dipakai sudah diuji dahulu khasiatnya menggunakan penelitian berbasis bukti, bukan hanya pengalaman temporer semata.

Pencegahan komplikasi penyakit, mengembalikan kemampuan pasien, bagaimana memfasilitasi pasien supaya mampu beradaptasi dengan kondisi penyakit, pembelajaran keterampilan baru, mencegah kondisi supaya jangan sampai dioperasi, mencegah kecacatan dan manajemen nyeri adalah keahlian kami.

Rehabilitasi medik tidak hanya mengobati penyakit tetapi juga mengupayakan supaya pasien dapat berpartisipasi kembali di masyarakat seoptimal mungkin.

Pada intinya, dokter rehab berkompeten untuk memeriksa, mendiagnosa, mengobati dan mengevaluasi pengobatan pada kasus neuromuskuloskeletal, kardiorespirasi dan masalah biopsikososiovokasional yang menyertai. Dengan gol dimana pasien dapat diupayakan semandiri mungkin serta mampu memberi nilai tambah bagi orang lain tanpa gangguan.

Berikut link website yang berguna bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai cakupan dan sejarah IKFR.

http://www.aapmr.org/patients/aboutpmr/Pages/physiatrist.aspx
http://www.physiatry.org/Field_Section.cfm
http://en.wikipedia.org/wiki/Physical_medicine_and_rehabilitation

Terima kasih.