“Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi” … “Apa?” … “Iya, dulu namanya dokter Spesialis Rehabilitasi Medik (Sp.RM), sekarang ganti nama menjadi Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.KFR). … “Ooo, dokter Rehab Medik … mmm sebenarnya itu dokter apa sih? Mirip fisioterapi gitu?” Begitu banyaknya pertanyaan ini mendorong saya untuk menulis apa itu dokter rehabilitasi medis sejauh yang saya ketahui.
Spesialisasi yang menggunakan media fisik dalam pengobatannya dan memfokuskan diri dalam pemulihan pasien ini memiliki cakupan yang luas. Boleh dikatakan dokter Rehab mirip dengan dokter orthopedi tetapi tanpa pisau, mirip dengan reumatologis, pulmonologis-cardiologis, pediatris dan neurologis tetapi minim obat-obatan. Dokter Rehab tidak mengambil peran dari dokter spesialis tersebut, tetapi menjadi partner sepadan di dalam memberikan pelayanan terbaik untuk pasien.
Dokter Rehab Medik mungkin sudah dikenal di masyarakat karena penanganan nyeri lutut dan nyeri punggung bawah yang komprehensif. Boleh dikatakan cakupan kompetensi dokter rehab jauh lebih luas dari sekedar dua kasus tersebut diatas. Dokter Rehab menangani pasien dari bayi lahir sampai pasien lanjut usia. Kasus saraf, kasus otot-tulang-sendi, kasus jantung paru, kasus cedera olahraga, kasus lansia, pasien amputasi dan kasus gangguan tumbuh kembang anak.
Di dalam praktek sehari-harinya, dokter Sp.KFR bekerja sebagai pemimpin tim yang terdiri dari, fisioterapis, okupasional terapis, terapi wicara, pekerja sosial, ortotis prostetis (pembuat alat bantu – pengganti bagian tubuh palsu), perawat medis, psikolog dan perawat. Dokter rehab akan mengumpulkan problem list pasien dari masalah dengan mobilitas, aktivitas merawat diri, komunikasi, psikologi, sosioekonomi, pekerjaan dan mencari solusinya.
Hal lain yang membedakan dokter rehabilitasi medik dengan dokter spesialisasi lainnya adalah dokter Rehab memandang pasien tidak saja dari segi penyakit tetapi juga dari segi fungsi dan bersifat holistik. Seorang pasien yang sudah stabil dari serangan jantung koroner misalnya, sepulang dari rawat inap mendapat resep obat hingga tekanan darah ataupun keluhan nyeri dada hilang. Tetapi bagaimana pasien tersebut menjalani hidupnya, bagaimana pasien bisa kembali ke performance semula, kapan diperbolehkan melakukan hubungan seks, aktivitas apa saja yang diperbolehkan, bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan dan kapan diperbolehkan bekerja kembali menjadi peran dokter Rehab.
Dokter Rehab memandang pasien dari segi penyakit dan FUNGSIONALnya.
Kasus yang menjadi kompetensi kami antara lain: kasus anak seperti Down syndrome, cerebral palsy, keterlambatan bicara, keterlambatan perkembangan anak, kaki pengkor, lutut O; cedera olahraga; kasus saraf seperti pemulihan stroke dan komplikasinya, cedera sumsum tulang belakang, sindroma Guillan Barre; kasus tulang-otot-sendi seperti nyeri lutut, kaku sendi bahu, rehabilitasi pasca operasi tendon; rehabilitasi gagal jantung, penyakit paru kronik dan kasus lansia yang beraneka ragam komplikasinya.
Dokter rehab mengobati menggunakan media fisika seperti: terapi latihan, terapi panas-dingin, listrik, LASER, pool therapy, traksi, manual therapy (manipulasi dan medical massage), shock wave therapy. Semua media fisika yang dipakai sudah diuji dahulu khasiatnya menggunakan penelitian berbasis bukti, bukan hanya pengalaman temporer semata.
Pencegahan komplikasi penyakit, mengembalikan kemampuan pasien, bagaimana memfasilitasi pasien supaya mampu beradaptasi dengan kondisi penyakit, pembelajaran keterampilan baru, mencegah kondisi supaya jangan sampai dioperasi, mencegah kecacatan dan manajemen nyeri adalah keahlian kami.
Rehabilitasi medik tidak hanya mengobati penyakit tetapi juga mengupayakan supaya pasien dapat berpartisipasi kembali di masyarakat seoptimal mungkin.
Pada intinya, dokter rehab berkompeten untuk memeriksa, mendiagnosa, mengobati dan mengevaluasi pengobatan pada kasus neuromuskuloskeletal, kardiorespirasi dan masalah biopsikososiovokasional yang menyertai. Dengan gol dimana pasien dapat diupayakan semandiri mungkin serta mampu memberi nilai tambah bagi orang lain tanpa gangguan.
Berikut link website yang berguna bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai cakupan dan sejarah IKFR.
http://www.aapmr.org/patients/aboutpmr/Pages/physiatrist.aspx
http://www.physiatry.org/Field_Section.cfm
http://en.wikipedia.org/wiki/Physical_medicine_and_rehabilitation
Terima kasih.
Kezia Kartika Haliman said:
Hai Ko 🙂 salam kenal 🙂 aku Kezia , anak KP1 sekarang heheh waktu koko KP ak msh sma hehehe, wah skrg ambil rehab medik ya ? dmn ko ?
ak sempet tertarik dan mempertimbangkan untuk nanti lanjut rehab medik hehehe
kalau boleh tau, ap yang membuat koko pilih rehab medik ? 🙂
kemarin jg smpt ikut jadi orang percobaan dosenku yang mau ambil S3 hehehe
dya penelitian terapi sepatu untuk skoliosis 🙂
sukses ko untuk spesialisasinya 🙂
Best Regards
Kezia Kartika
Raymond Posuma said:
Hallo juga :D, Kezia kena skoliosis? Skoliosis + DA wah kamu nih anak alim yang rajin belajar nih pastinya hehehehhe ambil rehab di kota bandeng presto. Rehab prospek ke depannya bagus Kez, tapi saran saya just follow ur heart, belum tentu nanti setelah PTT atau setelah kerja ga nemuin bidang lain yang menarik.
Awalnya aku ga tau rehab itu apa, justru kepengen jadi ortopedik atau rematolog. Tapi jalannya ke rehab, dan makin dijalani makin cinta dengan bidang ini.
Semoga Kezia juga bisa menemukan cintanya hehehehe.
All the best!
Salam buat temen2 KP1 (yg uda jadul tentunya).
galih said:
Semoga nantinya kita dapat saling bekerja dan beribadah bersama sama
galih ( Fisioterapis )
Ray Setya said:
Amin.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya mas Galih.
Budi Utami said:
Bang Ray, mau tanya nih. Kalau letak rahim miring, membetulkannya apa bisa ke dokter rehabilitasi medik?. Trims infonya.
Ray Setya said:
Terima kasih telah berkunjung di blog saya Ibu Utami.
Secara implisit dari pertanyaan Ibu saya menangkap kalau Ibu sedang berusaha untuk mendapatkan keturunan, mohon maklum bila salah.
Letak rahim miring, ungkapan awam dari posisi retrofleksi rahim ya maksudnya?
Mohon maaf sejauh yang saya tahu, peran dokter rehab untuk kasus ini belum saya ketahui. Tetapi saya anjurkan untuk merubah posisi senggama, lebih jelasnya ke dokter ObsGin saja ya bu … #malu untuk jelasinnya 😀
Resky.W.A said:
Dok saya mau tanya mengenai cedera sum sum tulang belakang. Kakak saya 9 bulan yang lalu mengalami kecelakaan yang menyebabkan tulang belakangnya tertindih beban yang sangat berat sehingga sampai sekarang dia tidak bisa menggerakkan badannya dari pinggang hingga ujung kaki setelah sudah sempat operasi dan di kakinya dipasang pen padahal menurut dokter yang menanganinya dia akan segera mampu kembali berjalan dalam kurun waktu 6 bulan ke depan tapi sampai sekarang belum ada perubahan sama sekali. Kakak saya hanya merasakan sakit dan panas yang begitu hebat dari pinggang hingga ke bawah. menurut dokter bagaimana metode pemulihan yang tepat untuk kakak saya ? Apakah masih ada harapan untuk kakak saya bisa berjalan kembali ? tindakan2 seperti apa yang saya harus berikan tiap hari kepada kakak saya agar mampu membantunya lekas sembuh ? terima kasih banyak sebelumnya dok.
Ray Setya said:
Selamat malam Pak Resky,
Saya turut berduka atas musibah yang menimpa kakak dari Pak Resky.
Proses penyembuhan sumsum tulang belakang (STB) boleh dikatakan bisa memakan waktu sampai 2 tahun.
Proses penyembuhan STB sendiri dipengaruhi oleh derajat keparahan dari cedera itu sendiri. Semakin parah semakin buruk, semakin ringan tentu saja semakin baik.
Selama menunggu proses penyembuhan itu berlangsung, kakak Pak Resky perlu menjalani proses rehabilitasi.
Proses rehabilitasi yang dimaksud antara lain latihan otot pernafasan, latihan penguatan otot bahu, lengan – tangan, latihan lingkup gerak sendi pinggul, lutut dan kaki, serta penanganan masalah buang air besar dan kecilnya – termasuk konseling seksualnya. Bila memungkinkan dapat juga diberikan edukasi penggunaan kursi roda.
Saya pikir akan lebih baik untuk Pak Resky berkonsultasi dengan dokter rehabilitasi medik (spesialis kedokteran fisik dan rehabiitasi) yang dekat dengan lokasi Bapak.
Masalah yang dihadapi para penderita cedera STB ini memang kompleks pak.
Penting untuk diingat, tata laksana proses buang air kecil harus menjadi prioritas utama karena sangat menentukan pasien kembali ke komunitas.
Target lainnya adalah:
1. Memastikan pasien dapat tetap berpindah tempat secara MANDIRI baik dengan alat bantu jalan seperti kruk (crutch) atau kursi roda.
2. Memastikan pasien mandiri dalam aktivitas hidup sehari-hari baik MAKAN-MINUM, BERPAKAIAN, serta menjaga kebersihan daerah anus kelamin.
Semuanya ini memiliki alasan yang pada akhirnya mempengaruhi rasa sejahtera dari pasien cedera STB. – sense of well being.
Setidaknya dokter rehabilitasi akan membantu kakak pak Resky untuk mengatasi rasa nyeri yang dihadapi.
Semoga jawaban saya dapat membantu Bapak.
Resky.W.A said:
Terima kasih banyak atas tanggapannya dok, bagaimana dengan penanganan untuk membantu bagian tubuh yang mati rasa yang selalu terasa sakit dan panas ?apa yang terjadi jika kakak saya tidak pernah melakukan gerak apapun cuma berbaring dan duduk saja ? apakah akan berpengaruh pada proses penyembuhan ? terima kasih banyak sebelumnya dok.
Ray Setya said:
Bila Pak Resky membawa kakak ke dokter, akan diberikan obat khusus untuk nyeri neuropatik (nyeri karena kerusakan saraf, obat ini harus dalam pemantauan dokter).
Bila hanya berbaring dan duduk … efek sampingnya sangat sangat banyak …
1. otot : kekuatan akan berkurang 50% dalam 2 minggu, memendek dan berujung pada
2. sendi : resiko sendi kaku dan susah digerakkan (kaku sendi dan pada kondisi yang parah terbentuk proses penulangan di otot sekitar sendi … bila nyeri tidak teratasi dengan obat bisa harus sampai dioperasi)
3. tulang : kalsium akan keluar dari tulang dan masuk ke peredaran darah (terjadi osteoporosis)
4. darah: terjadi peningkatan kalsium “relatif”
5. ginjal: terbentuk batu ginjal kalsium
6. paru : bila lama tidak berubah posisi terjadi infeksi paru (pneumonia hipostatik), penurunan kapasitas inspirasi, dahak yang terus menerus terbentuk tetapi susah dikeluarkan
7. jantung dan pembuluh darah: denyut jantung makin cepat 1 detak tiap 2 hari, ujung-ujungnya stamina menurun dan mudah lelah. terjadi pooling-stasis-pengumpulan darah di vena kaki — beresiko terjadi penyumbatan vena dalam dan bila sumbatan yang terbentuk terlepas ke paru bisa terjadi kematian
8. kulit: tekanan pada tonjolan tulang yang terus menerus menyebabkan terjadinya gesekan, resiko terjadi lecet (ulkus dekubitus), hal ini sangat sangat menyusahkan dan dapat beresiko perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu yang sangat lama
9.psikis dan intelektual: terjadi perubahan emosi dan penurunan kemampuan intelektual.
lumpuh pinggang ke bawah bukan lah akhir dari segalanya:
kata atlet tennis difabel di cuplikan video tersebut.
kami sempat menonton olimpiade difabel di GOR Sriwedari Solo, bahkan salah satu dari kami mencoba bertanding tennis pun tidak mampu mengalahkan atlet tersebut (dari Thailand).
bila ada waktu saya sangat menyarankan Anda membaca mengenai Christoper Reeve dan perjuangannya melawan cedera sumsum tulang belakang.
konsultasikan ke dokter rehabilitasi medik di daerah Bapak mengenai apa yang harus dilakukan .. fungsi BAB-BAK bahkan mengenai fungsi seksualitasnya.
semoga dapat membantu.
Rezza said:
Dok, sy mw nanya…2 tahun lalu lutut saya pernah kena benturan (tertimpa motor) saat kecelakaan,yg mengakibatkan letakny berubah,akhirny sy k tukang urut dan dokter tulang,mereka ahirnya mendiagnosa,sy sembuh,tnpa menyarankan rontgen.
Tnyta 2 mnggu yg lalu,lututnya sakit lg,dan slh posisi,ahirnya sy rontgen,dan didiagnosa kena OA grade1..naah,kira2 klo sy k dokter rehab medik,penangananny spt apa ya dok?apa OA grade 1 ini bs sembuh?
•⌣˚Ʈ♓ªƞƘ ♧ ƔoƱ˚⌣• sblmny dok
Ray Setya said:
jangan menilai buku dari covernya, jangan menilai orang dari penampilannya, jangan menilai lutut dari rontgennya 😀
datanglah ke dokter rehab, minta pendapat mereka secara langsung.
memang betul tertulis di penelitian jangka panjang kalau pasien pernah mengalami dislokasi lutut berisiko mengalami osteoarthritis lutut, tetapi prosesnya belasan sampai puluhan tahun.
semoga berguna.
Decka said:
selamat sore, anak saya sepertinya torticolis (ciri2 yg nya mirip sekali dengan penjelasan yg ada bolg torticolis) sekarang usianya 8 tahun. menurut penjelasan dokter di blog tersebut kalo di fisioterapi sdh terlambat, dan harus di operasi. yg saya tanyakan :
1. apakah operasinya ditambahkan alat penyangga atau sejenisnya ?
2. apakah setelah dioprasi bisa sembuh total. atau harus terapi lagi pasca operasi. 3. apakah setiap rumah sakit (didaerah) pasti ada Sp.Kfr nya.
4. Biaya operasinya berapa ?
Terima kasih
Ray Setya said:
1,2 dan 4. tergantung operasinya
3. tidak selalu, kolegium kami berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut tetapi jumlahnya masih belum bisa mencukupi walau untuk pulau Jawa.
mochamad affan said:
pagi,salam kenal..anak saya juga torticolis umur 7Th..sampai saat ini blm operasi karna saya masih cari info dari pasien yg sudah dioperasi,
terima kasih
Edlin Lie said:
Dok, saya mau tanya, waktu itu agustus 2011 pergelangan tangan kanan saya pernah terkilir, pada saat itu saya tdk merasakan apa2, tp lama kelamaan sampe sekarang pergelangan tangan itu suka sakit hingga ke pundak belakang dan pegal2. Saya sudah cb ke dokter syaraf, memang dinyatakan bahwa kekuatan (power) tangan kanan saya itu berkurang, namun saat di EMG dan dinyatakan normal tidak ada masalah. Cuma akhir2 ini saya sering terbangun dr tidur karena tangan kesemutan dan suka terasa berat. Dan kalo dilihat mulai ada perubahan ditangan agak cekung dibagian atasnya bagian jari manis ke kelingking. Saya coba ke dokter umum dan disarankan ke dokter rehab medik, kira2 penanganannya akan seperti apa dok? Terima kasih
Ray Setya said:
dokter rehab medik tentunya akan memeriksa tangan kanan Bapak Edlin, selanjutnya akan mencoba mencari kenapa kok sampai terjadi keluhan tersebut.
Prioritas pertama dokter rehab adalah menghilangkan nyeri tersebut selanjutnya mencegah terjadinya nyeri berkelanjutan.
Coba Bapak googling tentang ulnar nerve entrapment, atau ulnar neuropathy bila memang keluhan pada jari kelingking dan jari manis.
semoga berguna.
lisya sinar said:
selamat malam mas ray.saya ibu dari seorang remaja wanita berumur 16 thn.anak saya ada kelainan tulang belakang scoliosis vertebra thoracal dg konveksitas kekanan dan scoliosis vertebra thoracolumbal dg konveksitas kekiri disertai minimal rotasi korpus vertebra dan penyempitan sebagian discus intervertebralis.dan saran dr harus dioprasi.tapi saya takut dan banyak efek dari oprasi tsb.apakah ada alat untuk mengatasi tulang tsb.kemana saya bisa membawanya terapi atau apakah bisa dibawa ke dr rehabilitasi medic.mohon informasinya mas karna saya cemas dan strees sekali. terima kasih.
Ray Setya said:
Untuk operasi, ada metode yang dapat meminimalkan risiko operasi skoliosis Bu, namanya intraoperative neurophysiological monitoring.
Coba Ibu googling ya, di Indonesia sudah ada dokter yang menggunakan metode ini.
Dokter rehabilitasi dapat berperan dalam kondisi sebelum dan sesudah operasi Bu.
Sebelum berdiskusi lebih lanjut, apakah Ibu tahu sudut kemiringan tulang belakang anak Ibu?
henry said:
pagi, saya mengalami kaku tulang punggung ama leher saya kaku, jadi untuk noleh kanan kiri agak kaku ama susah kalau noleh ke atas. untuk masalah saya apa ada terapi nya?
Ray Setya said:
tergantung diagnosis nya Bapak.
Pada umumnya terapi rehabilitasi medik memang ditujukan pada kondisi Bapak.
Silakan ke instalasi rehab terdekat pak 😀
Hariani said:
Dok, saya Hariani. Thn 2008 saya jatuh dan terjun bebas ke laut saat maen parasailing. Kena tulang C4,5,6 dan dioperasi dr belakang leher n dipasang plat. Now dr leher ke kaki tdk bisa digerakkan dan mati rasa. Jari2 tangan jg tdk bisa digerakan.
Semenjak itu, untuk BAK saya pake kateter yg tiap se bln sekali diganti.
Dan untuk BAB tiap 2 hari sekali dimasukin ‘peluru’ dr (maaf) pantat.
Terkadang kaki saya gerak reflek gitu, dan disertai tangan yg menggenggam kuat.
Goal apa yg saya dpt dgn fisioterapi?
Bagaimana dgn stemcell? Apa bisa untuk kondisi saya?
Kalo menurut Dokter, saran atau masukkan apa yg bisa diberikan dgn kondisi saya ini?
Adakah hal2 lain yg sekiranya dokter rehap medik lakukan buat saya?
Terima kasih
Ray Setya said:
Terima kasih atas kunjungan Ibu, saya sangat mengagumi tekad, kekuatan, daya tahan, motivasi yang Ibu miliki.
Lima tahun yang sudah Ibu lewati pasti sangat berat …
Ijinkan saya bertanya:
1. Apakah mati rasa hingga pantat dan anus?
2. Dengan media apa Ibu dapat menulis di blog saya?
Goal apa yg saya dpt dgn
fisioterapirehabilitasi?– pencegahan sindrom dekondisi
– pencegahan atau mengatasi spastisitas – mengurangi kaku otot imbas dari cedera sumsum tulang belakang.
Bagaimana dgn stemcell? Apa bisa untuk kondisi saya?
– sampai saat ini, belum ada bukti atau hasil penelitian yang mendukung teknologi ini pada cedera sumsum tulang belakang manusia; masih terbatas pada mencit.
Kalo menurut Dokter, saran atau masukkan apa yg bisa diberikan dgn kondisi saya ini?
-tetap produktif, menghasilkan karya yang berguna dan menjadi inspirasi untuk orang lain.
Adakah hal2 lain yg sekiranya dokter rehap medik lakukan buat saya?
-pada kasus cedera seperti Ibu, tangan dan kaki akan menjadi kaku. (spastisitas), pada kondisi ini dokter rehab dapat memberikan edukasi, pengobatan baik dengan obat atau dengan media termal
-pencegahan disrefleksia otonom. (disregulasi fungsi otonom)
saya merekomendasikan Ibu membaca buku:
Hariani said:
Sebelumnya terima kasih atas rekomendasi nya, saya sangat senang bisa share di sini.
Iya dok, saya jg mengalami mati rasa dari dada hingga kaki. Termasuk jg (maaaf) pantat n anus. Untuk BAK dan BAB pun saya jg tdk bisa merasakan.
Apakah penggunaan ‘peluru’ secara terus menerus aman Dok?
Untuk BAK’nya, apakah dgn menekuk lalu mengikat selang kateter perlu saya lakukan?
Untuk mengetik, saya tdk pake alat bantu. Ya sebisa’nya aza, jempol tak tekan ke tombol’nya. Hehehe…
Dok, apakah benar kalo operasi nya dibuka dari belakang leher lah yg menyebabkan kelumpuhan? Dan seharusnya dibuka dari depan leher.
Apa bisa, setidak nya ada kesembuhan bagi kondisi seperti saya?
Saya pernah mendengar tentang hydrotherapy, apakah perlu bagi saya?
Ray Setya said:
fungsional tangan Ibu Hariani bagaimana? bisa menggapai, memegang, menaruh dan melepas (reaching, grasping, placing and releasing)?
Mengenai penggunaan peluru terus menerus saya tidak menganjurkan.
Coba download di christoper reeve foundation (website resminya saya kok lupa ya namanya), disana ada ebook pdf mengenai bowel bladder management.
Saya sendiri menganut bowel management yang dikondisikan … Masing-masing dokter memiliki pendekatan tersendiri, saya tidak mendukung penggunaan peluru terus menerus.
Dikondisikan dalam artian, dibiasakan 30 menit setelah makan di pagi hari.
Untuk bladder management saya mendukung penggunaan penggunaan kateter intermiten, jadi bukan penggunaan kateter yang dipasang terus menerus tetapi dipasang di waktu terjadwal.
(voiding diary)
Nah, pemakaian teknik ikat lepas ikat lepas itu sudah ketinggalan zaman, sebaiknya dihindari.
Mengenai teknik operasi saya tidak mendalami.
Hidroterapi saya anjurkan, sangat bagus dalam melatih fisik Ibu.
Superman -christoper reeve- menderita ASIA A level C3 (lumpuh total dari C3) terapi yang dia jalani rutin adalah penggunaan sepeda statis dengan stimulasi elektrik dan hidroterapi. itu dilakukan setiap 2 hari sekali rutin.
Dalam 1-2 tahun dari yang sebelumnya ASIA A menjadi ASIA C (lumpuh total sensorik motorik menjadi lumpuh motorik).
Saya sangat menganjurkan Ibu membaca buku kisah hidupnya.
Semoga berguna.
NB: bladder dan bowel management sebaiknya konsultasi lebih lanjut ke dokter rehab medik di kota Ibu. Yang saya kenal di Surabaya ada dr. Donny Gunawan dan dr. Damayanti Tinduh, tidak hanya profesional tetapi mereka juga memiliki pribadi yang menarik.
Bagus said:
Dokt saya mw bertanya 4 tahun lalu saya didiagnosa terkena syaraf kecepit, tapi setelah istirahat selama 6 bulan dan melakukan fisoteraphy saya kembali bisa bekerja normal walaupun sedikit nyeri2 di pinggang sampai kekaki. Nah sekitar november 2012 penyakitnya kembali kumat , kemudaian saya melakukan fisio dan chiropractik selama 2 bulan dan juga konsultasi ke dokter spesialis syaraf. Tapi tidak ada perubahan malah sempat opname di rs selama 4 hari karena sakit yg sangat hebat semua obat penahan sakit tidak mempan sehingga perlu morphine selama 3 hari. Kemudaian di konsul ke spesialis bedah syaraf, disana disarankan untuk operasi, karena saya takut dan cukup mahal akhirnya saya bertemu dengan ahli akupuntur sehingga saya bisa berjalan tegak dan sakitnya tidak hebat. Pertanyan saya setalh 6 bln menjalani teraphy akupuntur kondisi saya sudah jauh lebih baik tetapi nyeri2 itu masih ada terutama ketika dari posisi duduk ke berdiri dan melakukan aktifitas yg lebih seperti berish2 rumah ato mencuci motor. Jika saya bertemu dokter spesialis rhab medik di dekat2 daerah saya bisakah beliau membantu saya menghilangkan nyeri2 tersebut. Terima kasih
Ray Setya said:
Tentu saja akan sangat membantu, dan yang menarik Bapak tidak harus mengkonsumsi obat untuk menghilangkan nyerinya.
dhila_アダチ said:
Reblogged this on UnpREDictable Life~~~ and commented:
Penasaran sama spesialisasi yang satu ini? Dokter spesialis Rehabilitasi Medik (Sp.RM) a.k.a. spesialis Fisik dan Rehabilitasi (Sp.KFR).
Yuk cek!
Lia said:
Dok, mau tanya, ibu saya lumpuh separuh badan (sisi kiri) karena stroke 3 tahun lalu. Kondisi saat ini masih harus dibantu utk beraktivitas, sisi kiri tubuh masih tdk bisa digerakkan? Apabila saat ini ibu saya ikut rehab medik, apakah sudah terlambat dan sulit pulih kembali mengingat lumpuh sudah 3 tahun? Terimakasih
Ray Setya said:
memang betul golden period masa penyembuhannya adalah 6 bulan sejak awal terkena stroke tetapi rehabilitasi medik dapat membantu mengembalikan tingkat kemandirian pasien semaksimal mungkin.
dengan target berturutan: makan minum, kegiatan yang berhubungan dengan BAB dan BAK, kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain (dengan atau tanpa alat bantu jalan), berpakaian dan mandi.
Bila target tersebut terpenuhi maka akan naik kelas untuk melatih kemampuan yang lebih sulit.
Trinovrianti T (@TereTajuddin) said:
dok, bedanya Anda sama fisioterapis apa yah?
Ray Setya said:
bedanya adalah fisioterapis merupakan bagian dari tim rehabilitasi medik yang memiliki pilihan untuk berdiri sendiri.
gebby said:
Dok,
wkt tgl 1 sept( minggu pagi) ketika bangun tidur leher dan pundak saya tdk enak sakit. trus sama kakak saya di pijat cuma bentar. lalu 1 jam an kemudian saya tidak bisa mengerakan leher saya jd cuma posisi tegak ( tdk bisa tolah toleh, lihat atas bawah, sakit sekalii….untuk tidur dan bangun pun sakit sekali)
saya minum obat voltadex, lalu malam nya saya minum voltaren 50.
bsk nya saya ke dokster umum. dokter tsb bilang tdk boleh di pijat.di beri obat.
hari kamis nya sdh mulai pulihh cuma masih rada kaku.
hari jumat nya tiba2 rahang bawah saya jd sakit ketika buka dan kalau mengunyah makanan jd kemeng.
lalu saya ke dokter gigi, disana di anjurkan ke bedah mulut.
lalu saya ke bedah mulut setelah di foto ternyata gigi tidak ada masalh untuk giginya (awalnya mgk gigi geraham yg terakhir tdk bisa keluar perlu operasi)
tp hasil dr foto gigi nya tdk ada masalahh..
lalu saya di sarankan ke rehab medik dok.
yg saya mau tanyakan apa ada hubungan nya leher dan bahu saya yg sakit itu dgn rahang saya.?
setiap saya bangun tidur leher saya sakit dok,tp wkt di dokter bedah mulut saya di beri obat natrium diklofenak itu leher saya tdk sakit, rahang saya jg tidak sakit.
obat tersebut untuk apa yah dok?
apa cm penghilang rasa sakitt, bukan menyembuhkan? krn obat nya habis sakit lagi.
tindakan apa saja yg akan di lakukan oleh dok rehab medik?
terima kasih dok
Ray Setya said:
mungkin masalahnya ada di temporo mandibular joint.
bisa dilakukan manipulasi bu.
Glen said:
Pak dokter, bapak saya di vonis menderita tumor otak sebelah kanan dan sempat rawat inap 2 minggu. Karena umur sudah 73 tahun, tidak ada tindakan operasi dan hanya minum obat tiap hari, tetapi kondisi makin lama makin menurun dan kata dokter harus di rawat inap lagi. Saya pikir kalo tindakan hanya seperti itu, akan terus-terusan seperti itu juga. Rawat inap, pulang, sebulan kemudian rawat inap lagi, dan seterusnya.
Pertanyaan saya, apakah dengan kondisi seperti ini, perlu penanganan rehabilitasi medik? kebetulan kami di semarang, mungkin ada referensi rumah sakit?
Terima kasih
Ray Setya said:
Saya pribadi prefer dokter Endang Sri Mariani di RS Elizabeth.
Coba minta second opinion beliau.
Pintar,care dan sabar.
Rehab medik akan membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat imobilisasi lamanya. Nanti dokter Rini akan menjelaskan.
Semoga berguna bu.
Secara pribadi saya berpesan: pasien tumor yang non operable mungkin memang tidak bisa disembuhkan tetapi setidaknya bisa dibuat senyaman mungkin.
Harus diingat “dont add years to life but adding life to years” manfaatkan waktu berkualitas dengan papa, jangan sampai ada kata penyesalan bila nanti Tuhan panggil.
Rian Yunita said:
Dok..sekitar awal pertengahan Agustus tahun lalu,saya mengalami benturan yg keras,saya tak sengaja menabrak pintu..Saat itu,tangan kiri saya seketika mati rasa,tepatnya di pergelangan tangan..sakit ngilu yg sangat hebat,berubah menjadi bengkak,dan tidak bisa digerakkan..penanganannya hanya di urut saja dan dalam sebulan lebih kembali bisa digerakkan..Namun,selama ini tangan saya berkurang kekuatannya.Belum lagi,posisi tulang yg bergeser yang tampak terlihat berbeda jika dibandingkan dengan tangan kanan.Aktivitas yg dilakukan dalam waktu lama seperti menggendong anak,semua pekerjaan rumah tangga agak menganggu.Apakah akan berdampak dalam jangka panjang dok jika saya biarkan?Apakah tepat jika saya berkonsultasi dengan dokter rehab medik?Terima kasih sebelumnya jika dokter mau membantu saya,sungguh saya mengharapkan penjelasan dari dokter..
Ray Setya said:
dampak jangka panjang: akan berdampak bila DIBIARKAN saja.
sebaiknya ke dokter rehab medik bu. Kami akan memeriksa kondisi tangan ibu, baik dari lingkup gerak nya, kekuatan serta fungsinya.
catatan : trauma tidak boleh dipijat.
ninanulis said:
Dokter Ray yang baik,
Saya tertarik untuk konsultasi di kedokteran fisik dan rehabilitasi. Keluhannya, 8 tahun lalu saya kecelakaan sewaktu terjun bebas ke lalu -jarak 20m dari tebing- dengan posisi pinggul+pantat kiri menghantam air lebih dulu. Saat itu saya tidak bisa berdiri tegak dan membungkuk semalam, sebelum ada tukang urut datang.
Setengah tahun kemudian saya pijat urut kembali dan tidak merasa ada yang aneh. Hingga akhirnya tahun ke-3 kaki kiri saya mulai cepat capek, pegal. Kemudian sejak tahun ke-5, bagian tubuh kiri saya mulai tidak beres, dari punggung atas kiri saya suka kaku, migrain kiri, tangan kiri loyo dan kesemutan, pinggul sangat nyeri+pegal, dengkul, betis, hingga pergelangan kaki kiri saya kacau antara pegal, nyeri sampai seperti hampir mati rasa, saking sakitnya sampai susah tidur.
Selama ini saya masih belum ke dokter karena takut. Pengobatan yang saya lakukan selama ini melalui terapis akupressure dan naturapati. Memang ada efek ‘mereda’, tetapi masih sering terasa kaku hingga kini. Terapis mengatakan, serabut otot di bag kiri tulang ekor saya tidak beres.
Setelah membaca tulisan dokter, saya tertarik untuk melakukan terapi medik. Yang saya tanyakan, apakah perlu rontgen terlebih dahulu utk kasus saya? Lalu, (maaf) range biaya pengobatannya berapa?
Terima kasih 🙂
Ray Setya said:
sebelumnya di naturopati diberikan apa saja?
saran saya tetap sebaiknya ke dokter.
dokter akan memeriksa gaya berjalan, kekuatan otot, lingkup gerak sendi serta uji fungsional lainnya.
bilamana didapati adanya ketidakwajaran akan dipikirkan lebih lanjut pemeriksaan penunjang apakah yang sebaiknya dilakukan baik itu foto rontgen, foto MRI dan lainnya.
sekedar catatan: Ibu merasa sakit di tulang ekor? apakah terganggu BAB dan BAK nya? ada rasa kesemutan atau kebal – baal di daerah anus sampai selangkangan? ada kelemahan kaki? kaki mengecil?
erfan said:
Salam dok, saya mau nanya. Sekitar 3 tahun lalu saya pernah terpeleset dengan bokong mengenai lantai duluan. Habis terpeleset cuman sakit normal terus sembuh. Tapi akhir2 ini sakit sekali sblm tdr kadang terbangun tengah mlm krn sakit, buang air besar juga berasa tidak tuntas. Sakit sekali untuk loncat atau turun dari tangga. Dan nyeri untuk duduk. sakit nya di daerah tulang ekor menjalar ke selangkangan,
Karena saya kira infeksi saluran kencing ,pernah ke dokter urologi tapi di rujuk ke dokter saraf dan di kasih obat pereda nyeri (voltaren) dan cuman ini andalan saya bila nyeri itu kambuh.
Ray Setya said:
kemungkinan besar Pak Ervan terkena yang namanya coccydynia (google aja pak, saya belum sempat nulis tentang ini)
anjuran saya: penggunaan bantal duduk berbentuk donat, mulai dijual bebas di toko sebangsa Ac* Hardware.
bila bertemu saya, ada obat khusus dan teknik manipulasi yang dapat dilakukan untuk meredakan nyeri …
coba deh ke dokter rehab terdekat saja 😀
erfan said:
Terimakasih respon nya dok, benar skli dok sepertinya coccydynia. Ini apa harus oprasi atau fisioterapi saja dok..??
Untuk info tmpat praktek dokter dan obat perepereda nyeri nya bisakah saya mnta kontak nya dokter..??
Yudha said:
Dok, saya mau tanya, 5 bulan yang lalu saya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan fraktur femur, dan kondisi patahnya sepertinya berbentuk T sehingga saat operasi dipasang pen dalam dan juga pen luar, untuk pen luarnya dipasang mulai dari tulang kering sampai tulang paha atas sbagai penyangga agar tidak goyang, dan rencananya 1 minggu lagi dilakukan operasi pelepasan pen luar,
Yang saya kawatirkan adalah setelah pelepasan pen luar, saya kawatir kalau lutut saya tidak bisa ditekuk, karena selama dipasang pen luar tersebut praktis lutut saya tidak mungkin ditekuk,
dari hal tersebut bisakah dokter rehab medik atau fisioterapis menangani kaki saya agar bisa ditekuk kembali dan bagaimana penanganannya ?? Terimakasih (^_^)
Ray Setya said:
beres pak, itu memang kompetensi kami 😀
coba ke dokter rehab terdekat, nanti akan diberikan terapi fisik serta adanya evaluasi kapan sebaiknya terapi tersebut masih dapat diteruskan atau dengan sangat terpaksa harus dikembalikan ke dokter bedah.
segera ya pak.
icha.maulida said:
dok, saya mau bertanya…program rehabilitasi apa yang diberikan pada pasien dengan fraktur tibia plateu tanpa dilakukan operasi (terapi konservatif)?saya pernah baca juga ada protokol rehabilitasi medik pd kasus fr.tibia plateu post ORIF, sedangkan tindakan eksternal fiksasi apakah ada?terima kasih
Ray Setya said:
bu Icha latar belakang medis kah?
😀
bisa dibuka di hoppenfeld hohohohoho
abis dibaca di share di sini ya bu hehe
Joan said:
Salam Dok,
anak saya saat ini berumur 5 bulan. sejak dalam kandungan anak saya sudah di vonis ada kelainan pada otak nya (melalui USG 4D). dan vonis dokter adalah schizencephaly. anak saya saat ini terlihat aktif dengan gerakan tangan dan kaki nya, walaupun untuk tengkurap belum lancar, dan kepala nya belum tegak 90 derajat.
saat ini saya di rujuk oleh dokter spesialis syaraf anak nya ke dokter rehabilitasi medik untuk menyusun program terapi.
mohon penjelasan nya dok, biasa nya program seperti apa yg akan di berikan dan tingkat keberhasilan nya
GBU
salam,
Joan
Ray Setya said:
hallo Ibu Joan,
terima kasih telah berkunjung ke blog saya.
boleh tahu anak ke berapa dan faktor risikonya kenapa bisa schizencephaly?
perkembangan anak secara sederhana dibagi menjadi 4 domain:
1. personal sosial
2. bahasa dan kognitif
3. motorik kasar
4. motorik halus
dokter rehab medik akan menilai satu per satu domain dari anak Ibu.
juga akan diperiksa kematangan otak terkini dengan pemeriksaan refleks khusus yang mungkin hanya dikuasai oleh dokter rehab, dokter anak konsultan neuro atau dokter anak konsultan pediatri sosial.
berangkat dari hasil penilaian-penilaian ini akan diberikan program rehabilitasi yang sesuai dengan hasil yang dicapai anak Ibu.
dan akan lebih bijaksana lagi bila tidak hanya perkembangan yang dipantau tetapi juga pertumbuhan anak – pemantauan tinggi, berat dan lingkar kepala.
untuk tingkat keberhasilan ada beberapa faktor yang mempengaruhi : frekuensi pengulangan program, problem pertumbuhan perkembangan yang dihadapi. termasuk status gizi sang anak.
silakan bila ada yang ingin ditanyakan lagi. 😀
Irma said:
Dokter saya mau tanya ….
sekitar tgl 13 oktober ibu saya (usia 65 th) tiba tiba saja ketika sedang duduk dibawah tidak bisa berdiri lagi lemas dan sakit sekali pada pangkal pahanya …. kalau digerakan kaki kirinya atau badannya digerkan kekiri ke kanan …… selama seminggu di rumah 2 hari pertama msh bisa saya paksa untuk duduk tp selebihnya hanya tidur aja (makan msh normal) walau hrs disuapin ….. lebih banyak diam aja pada tgl 18 malam iba tiba merem terus seperti tdk sadarkan diri tp msh bernafas agak ngorok minum sudah agak sulit tertahandi tenggorokan sampai pada tgl 17 okt. (jam 7n pagi ) lsg sy bawa ke dokter UGD tarakan dalam keadaan tdk sadarkan diri.
setelah di CT Scan dan rontgen punggung begian belakang hasil pemeriksan dokter tipis harapan kecuali kebesaran yg diatas …. kira kira diagnosanya stroke iskemik,HHD,DM,ARF,Ischialgia ….kami sdh Pasrah sekitar jam 3 an Ibu saya bisa sadar dari komanya …. dan lsg dibawa ke ruang rawat inap selama dirawat sekitar 10 hari posisi ibu saya hanya bisa tidur aja tanpa bisa bergerak ke kanan ke kiri karena sakitnya luar biasa katanya ….sempat didatangkan ahli fisioterapi katanya coba minta saran doter sarafnya apa perlu di rontgen krn ketika kaki kiri ibu saya ditekuk tekuk bgian pangkal pahanya terasa sangat sakit sekali …. hari terakhir di rumah sakit akhirnya dokter suruh rontgen hasil rongetnya ada syaraf kejepit ….. akhirnya pd tgl 28 oktober aku minta plg dan diijinkan dokternya …. dan diberi obat Captopril 12,5mg,Bisoprolol 5 mg,metformin 500mg,Natrium Diklofenak50 mg, Radintin 150 mg,T.Aspilet 80 mg ,seminggu dirawat di rumah alhamdulillah bisa duduk sendiri , bisa ditekuk kakinya (walau sakit tapi tdk sesakit pertama)
tgl .2 nov . aku coba berobat disalah satu dok. ahli saraf di daerah daan mogot jl. macan sambil aku kasih liat hasil rongentnya ya dokternya bilang ada urat saraf kejepit lalu disuntik disekitar pahanya, di fisioerapi lalu dikasih obat Ibuprofm ,maganol, Tramal,arcoxia 90,acitral ,dan obat racikan beripa kapsul utk 10 hari (dan obat bawaan dr dokter tarakan boleh dilanjutin)….. krn blom ada perubahan ( walau sdh bisa sedikit ngesot dilantai) 10 hari berikutnya sy kembali lagi dengan keluhan yg sama dan tindakan dokter yang sama serta diberi obat lagi NovexiB 200mg, Acitral,Iremax,Tramal,dan obat racikan berupa kapsul tp blom ada perubahan juga msh sakit setelah obatnya habis saya putus asa untuk coba kembali lagi ke sana ……. sekarang keadaan ibu saya msh sama malah kadang tiba tiba pangkal paha sampai ke paha agak sakit banget sampai nangis nahannya (sesekali aja dok ) saya cuma kasih asam metanamet aja utk ngurangin rasa sakitnya ……… sekarang setelah obat dr dokter yg di cimacan habis sy cuma nerusin abat yg dari doter tarakan aja sambil berdoa …..
(note : riwayat sakit ibu saya adalah ada maag dan gula darah selama krg lbh 10 thn)
yang saya harapkan dari apa yang sudah saya cerita diatas saya berharap sekali dokter bisa kasih saran saya apa yang harus saya lakukan lagi ….. saya ingin ibu saya bisa sembuh dan berjalan kembali ….
saya sangat menunggu saran dokter …..atas perhatiannya sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih banyak
salam saya
Irma
Ray Setya said:
Nyeri pangkal paha depan atau belakang?
Sudah di rontgen sendi pinggul nya?
Untuk nyerinya ibu bisa bantu dengan memakai tens portable.
Sayangnya saya belum tahu untuk Jakarta beli dimana. Google aja ya.
Sudah MRI?
Inke Liani said:
Sore dokter Ray, saya ingin konsultasi tentang tinggi badan anak perempuan saya usia 18 th dengan tinggi 150 cm yang membuat anak saya merasa pendek dibandingkan teman-temannya, Saran dokter tepatnya saya menemui dokter spesialis apa?
tks dok… 🙂
Ray Setya said:
saran saya, bisa ke dokter anak endokrin, bisa ke dokter ortho, bisa ke dokter rehab 😀
Santi Tobing said:
Dok, teman saya cidera lutut karena main futsal tahun 2009 dan efeknya sekarang semakin sering terasa nyeri. Belum pernah ke dokter sp sebelumnya, menurut pengakuannya. Hanya meraba-raba saja, otot ligament nya putus. Lebih tepat konsul ke sp. ortho atau sp. rehab ya, Dok? Mau ke dokter dalam beberapa hari ini di Surabaya.
Thanks
Ray Setya said:
Bisa ke dokter rehab, bisa ke dokter tulang.
Pada akhirnya: diagnosa, pekerjaan pasien, hobi pasien dan harapan pasien jugalah yang menentukan jenis terapi yang diberikan.
Bila ligamen putus yang bersangkutan akan merasakan rasa tidak stabil – goyah yang sangat mengganggu …
Inez said:
Dok, saya ingin bertanya tentang kelainan kaki anak saya, Constantine. anak saya baru saja berulang tahun ke 2 tgl 7 Juli 2014 kemarin. sebelumnya saya dan suami sudah melihat ada keanehan dengan kaki kirinya, setelah saya lihat di internet anak saya sepertinya mengalamai Pigeon Toe.
Bagaimana untuk penanganannya ya dok? harus operasi atau bisa diterapi? apakah saya bisa ke dokter rehab atau ke dokter ortopedi? Terima kasih
Ray Setya said:
Selamat untuk Constantine ya bu 😀
Terapi bisa bu, silakan ke dokter rehab terdekat.
Febrian MS said:
Selamat siang Dok, saya mahasiswa FKUI tingkat 5, tertarik untuk masuk ppds rehab medik. Ingin bertanya beberapa hal kalau boleh.
1. Keilmuan sistem organ apa yang didalami di dalam KFR? Saya dengar lebih ke arah neuromuskuloskeletal apa benar?
2. Bagaimana kehidupan ppds rehab medik? Saya dengar tidak ada jaga dan tidak terlalu melelahkan seperti ppds departemen mayor apa benar?
3. Untuk prospek kerja ke depan subspesialis apa yang sedang booming di KFR? Saya tertarik mengenai spinal cord injury dan pain management.
Terima kasih. Mungkin itu dulu saja. Kalau boleh apakah boleh minta emailnya?
Ray Setya said:
Rehab=fungsional
sistem fungsional tubuh = neuromuskuler, muskuloskeletal dan kardiorespirasi.
sudah menjawab nomor 1?
2. sangat menyenangkan. Fisik tidak lelah namun ilmiahnya lebih berat.
3. …. semua subnya asik, asal sungguh-sungguh didalemin orang jualan bakso juga bisa sukses kan?
lewat sini saja ya dik.
Rini said:
Selamat siang dok, sejak beberapa bulan ini lengan kanan atas saya (seputaran bahu dan lengan) mendadak nyeri, tanpa pernah jatuh atau keseleo. Lama kelamaan bahkan tidak bisa diangkat lurus ke atas dan ditekuk ke belakang, saya sudah terapi pijit bahkan ke ahli urat dan patah tulang tapi belum sembuh juga. Sebenarnya apakah yang saya alami itu dok? dan sebaiknya saya konsultasi ke dokter spesialis apa, karena ada yang bilan ke dokter ortopedi, ada yang bilang ke dokter saraf, fisioterapi, dan rehabilitsi medik, yang benar yang mana dok? Terima kasih.
Ray Setya said:
semua bisa, dokter rehab medik akan melakukan kajian menyeluruh.
kemungkinan besar ibu mengalami capsulitis adhesiva atau frozen shoulder.
semoga bila ada kesempatan saya akan menulis sebuah artikel khusus tentang tema menarik ini.
alim said:
Siang Dok,
Saya sudah setahun ini merasa nyeri di pinggang belakang bawah kanan. Dulu pernah periksa ke dr saraf dan sempat melakukan terapi vertebrai lumbo sacral satu kali. setelah itu agak sedikit ilang, namun tidak sembuh total. Setelah hampir setahun ini, sejak seminggu ini saya merasakan sakit lagi dan sangat tidak nyaman. Sakit banget kalau berdiri atau jalan. namun tidak terlalu sakit kalau buat duduk. Mohon sarannya, apa yang terjadi pada saya dan harus ke dokter mana sebaiknya saya berobat. soalnya ada yang bilang pernah pengalaman serupa tapi ternyata ada maslah ginjal, ada juga yang bilang HNP, dll.. mohon masukanya dok..Terima kasih
Ray Setya said:
Ke dokter rehabilitasi medik terdekat di kota Anda 😀
Roberto said:
Dok, saya ingin berhenti menggunakan obat jenis benzodiazepine, bisakah saya mendatangi rehabilitasi medik? Mungkin dengan bantuan dari psikolog..
Saya merasa obat yang saya gunakan ini tidak ada gunanya lagi, tapi saya tidak bisa lepas dari obat tersebut karena efek dari gejala putus obat nya itu sangat tidak enak sekali, pegal2 pundak, badan terasa ditusuk jarum, berkeringat dingin, napas tidak teratur, kepala pusing dan menyebabkan mual..
Saya ingin hidup sehat dan penuh percaya diri, mohon solusinya dok..
Ray Setya said:
tergantung dari penyakit Bapak Roberto.
Ada modalitas fisik kami yang dapat memberikan rasa tenang dan menstimulasi endorfin.
Silakan konsultasi langsung dengan dokter Rehab terdekat.
Yuni said:
Dok. Saya mau nanya. bagaimana kalau di rumah sakit tidak ada dokter rehab medik tetapi yang ada hanya fisioterapis. bagaimana penanganan pasien kalau keadaannya seperti itu?misalnya pasien stroke, apakah pasien ke dokter spesialis saraf dulu trus nanti spesialis saraf yang merujuk ke bagian fisioterapi.
trus pertanyaan kedua, ada tidak batasannya sampai kapan tindakan fisioterapi yang diberikan, karena pada kenyataannya pada awal pemberian tindakan fisioterapi, fisoterapisnya tidak dapat menentukan periode pasti berakhirnya tindakan fisioterapi kepada pasien, sehingga kesannya tidak terbatas.
Ray Setya said:
Fisioterapis merupakan tenaga ahli dalam aspek motorik kasar, dokter rehabilitasi medik merupakan dokter spesialis yang menangani kasus pemulihan secara komprehensif. Lebih baik tetap diterapi sesuai dengan keberadaan SDM yang tersedia di daerah di mana Ibu Yuni tinggal. Saat ini memang jumlah dokter spesialis rehabilitasi masih terbatas.
Masa keemasan pemulihan stroke terdapat pada 6 bulan hingga 1 tahun pasca stroke, selebihnya tidak sebaik masa keemasan tersebut, target terapi pasca masa keemasan lebih diarahkan ke menjaga kondisi, adaptasi/substitusi dalam mencapai kemandirian dan mencegah komplikasi.
yitno said:
dok mau tanya kulit di bawah bahu kanan dan kiri saya kok sepertinya mengeras atau kaku ini penyakit apa namanya dan penyebabnya apa, kemana saya harus periksa maksud saya dr spesialis apa. saya rasakan sudah 3 bulan terakhir ini rasanya pegal terus dok, membuat saya menjadi stres terus rasanya badan tidak bisa rileks suprayitno semarang. teriimakash
Raphael Setyadharma said:
Coba ke dokter rehabilitasi medik terdekat 😀
atlit nico said:
maaf mau tanya..
_latihan apa yg harus saya jalani untuk memulihkan cedera lutut sementara waktu ini, karna saya masih disibukan dg aktivitas skolah klas 12 smk?
sebelumnya saya sdah konsul ke dokter ortopedi dan beliau berkata ada kmgkinan menderita cedera lutut meniskus.kemungkinan meniskusnya robek. tapi kata beliau itu belum pasti. saya diharuskan untuk di rujuk ke dokter ortopedi sendi agar diperiksa lbh lanjut dn untuk dilakukan pemeriksaan dg MRI.
saya ingin segera kembali berlatih sepakbola.
(terimakasih)
Raphael Setyadharma said:
Terima kasih telah berkunjung di blog saya.
Bila ada clicking – gejala lutut terkunci biasanya dokter (dokter rehab, dokter ortho) akan curiga terlibatnya meniskus dalam kondisi mas Nico.
Saya sangat menyarankan bila memang sudah diassess adanya kerusakan meniskus, sebaiknya dipastikan terlebih dahulu.
Tentunya mas Nico ingin bermain sepak bola sampai dewasa nanti kan?
Semoga berguna.
tri armalia said:
Dok saya maû tnya, sudah 1,5thn ini boyok kanan blkg saya kumat2an, bahkan kadang sampai sedikit nyeri perut kanan bawah. Kejadian itu saya dapat sebulan setelah saya dinyatakan ada endometriosis. Jadi beberapa hari menjelang laparoskopi keluhan saya di boyok kanan blkg, itu kumat2an pagi dan malam saja. Pasca operasi oct 2013, nyeri boyok msh ada tapi dalam kurun 2bulan sekali ada 1minggu kumat nyeri di tempat yg sama.
Terakhir saya ke dokter lsg disuruh MRI dan rontgen dulu, diagnosa nya mungkin ada kecetit di tulang blkg.
Äpä nyeri boyok ini ada hubungan dengan endo saya?
Untuk konsumsi minum saya normal min.3Lt per hari dok.
Mohon sharing nya.
Raphael Setyadharma said:
Akan sangat membantu bila sebelum ke dokter Bu Tri Armalia mempersiapkan diri dengan:
Sejak kapan nyeri timbul — 1.5 tahun (sudah dijawab ya)
Membaik dengan …
Memburuk dengan …
Dibandingkan 1.5 tahun lalu memburuk, sama saja atau mengalami perbaikan?
Rasa nyerinya seperti apa? tajam, menusuk, menyayat atau tumpul, pegal, keju dan lain sebagainya?
Di bagian mana saja nyerinya?
Menjalar ke kaki kah? atau hanya perut kanan bawah?
Apakah nyeri berhubungan dengan cuaca dan waktu?
kemungkinan diagnosisnya akan bias bila didiskusikan di web ini, alangkah baiknya Ibu Tri dapat kembali ke dokter yang memeriksa Ibu.
Menjawab pertanyaan ibu. apakah nyeri berhubungan dengan endo? bisa ya bisa tidak. Sebagai patokan, nyeri endometriosis berhubungan dengan siklus haid.
Apakah nyeri punggung – boyok ibu berhubungan dengan siklus haid?
Semoga berguna
Terima kasih pertanyaannya. 😀
siti yayan said:
Slamat siang Dok!!maaf mau tanya,sedikit konsultasi bahkan,,
Begini,saya memiliki puteri usia 22m,,dia memiliki bawaan lahir yaitu tangan kiri yg hanya sebatas siku,mohon sharingnya,saat ini saya sdg bingung,,apakah perlu dipasang alat bantu prosthesis sedini mungkin,,ataukah menunggu smpai si anak sndiri yg meminta,hanya saja mengingat gerakan keseharian yg tdk ada gangguan sm skali,kepercayaan diri pun standar,,tuimbuh kembang jga sesuai dgn usianya,,jdi bgmn saya sharusnya?kadang saya bertanya diri sndiri,mungkinkah keinginan saya memasang “tangan buatan” untuknya benar2 murni agar dia terbantu?atau skedar kepuasan saya sndiri??mengingat kegiatan anak saya sjauh ini tdk ada kendala,meskipun dtg tgn kiri yg hanya separuh,,tp dia bisa memfungsikan dgn baik.
Mohon penjelasannya Dok..trimakasih byk.
Raphael Setyadharma said:
Terima kasih untuk Ibu yang sudah memberi kepercayaan dengan pertanyaan ini. Saya yakin pasti pergumulan yang Ibu hadapi pasti tidak mudah.
Prinsip pemberian alat bantu – tangan palsu yang saya pegang bahwa pemberian alat tersebut harus sedini mungkin. Dengan patokan begitu sudah bisa duduk. Sementara ada pendapat lain yang mengatakan “pokoknya” sebelum usia sekolah.
Alasannya: memaksimalkan aktivitas bimanual anak ini sedini mungkin.
Disini Ibu sangat saya sarankan pergi ke instalasi rehabilitasi medik yang memiliki bengkel ortotik prostetik.
Selanjutnya dokter akan memberikan gol dan program untuk anak Ibu termasuk kondisi psikologisnya.
Pada kasus congenital amputation: kemandirian anak dan percaya diri serta segi kosmetik anak menjadi fokus utama.
Semoga berguna Ibu.
Keterbatasan bukan batasan, tidak berani bermimpi itulah yang menjadi batasan. Anonim.
indi said:
Dokter saya nanya ya : saya ibu usia 44th. suatu pagi tiba2 saya rasakan sakit di dada, lengan dan leher sebelah kiri buat bangun rasanya nyeri bagian2 tsb spt ditarik ke bawah akhirnya hanya bisa terbaring selama seminggu. sampai di rekam jantung dan rotgen segala trnyata alhamdulillah semua baik baik aja. saya bawa ke dokter keluarga dirujuk ke dokter penyakit dalam. diberi obat tp ga sembuh sama sekali. akhirnya ketemu dokter tp jg bisa akupunktur sehingga saya bisa bangun dan beraktivitas ringan. kata dokter akupunktur ini saya dislokasi anterior. cuma nyerinya belum sembuh sampe sekarang sehingga saya fisioterapi di klinik rehabilitasi medik. saya sangsi dan kwatir dgn kondisi saya. pertanyaan saya : mungkinkah bisa disembuhkan
Raphael Setyadharma said:
Ada kemungkinan serangan panik atau kecemasan?
Bila (maaf) ada masalah psikis bisa saja memberikan gejala seperti yang Ibu sebutkan tadi.
Bila tetap ingin menyingkirkan masalah jantung, sebaiknya berlanjut pemeriksaan ke treadmill
Bila treadmill tetap baik saya menyarankan ibu untuk diperiksa dengan elektromiografi (spasmofilia kah).
wahyu wulandari said:
dok, saya ingin konsultasi. anak saya umur 14 bulan. saya perhatikan kaki anak saya seperti lette O. dia sudah mulai berjalan umur 10bulan. kemana saya harus konsultasi / periksa dok? Ke spesialis anak / ortopedi? adakah referensi dokter yang baik di semarang. saya khawatir dan takut jika besar nanti anak saya akan merasa minder kurang percaya diri saat bergaul dengan sesama. saya ingin mengobatinya / terapi kaki anak saya supaya bisa normal. Terima kasih dok.
wahyu wulandari, semarang
Raphael Setyadharma said:
Anak usia 14 bulan memang kakinya cenderung O, kurang lebih usia 18 bulan akan lurus, selebihnya relatif x.
Bila lebih dari 2 tahun tetap O, segera ke dokter rehabilitasi medik.
Jaga berat badan usahakan ideal, jangan berlebih.
Semoga berguna
vivin said:
dok, mohon rekomendasi dokter SP.KFR di Kota Pekanbaru, terima kasih.
andy said:
Dok,mau tanya
Sy menderita sakit di daerah pinggang yg menjalar ke paha sampai betis,rasanya kalau di bawa berjalan kaki sy sakit dan otot terasa tegang sperti habis berlari puluhan kilometer,tengah pinggang pun ikut sakit bahkan terkadang sy merasa nyeri di bagian punggung tengah.
Yg mau sy tanyakan,sy sakit apa Ÿ̲̣̣ɑ̤̥̈̊α dok? Obat nya apa? Karena sdh sebulan lebih sy mengalami sakit seperti ini. Mohon jawaban nya
Dodik Tri Anggono said:
Selamat malam dok
blog nya sangat menarik. sepertinya menarik juga ya dunia rehab medik. klo boleh tau, buku2 apa saja ya yg bisa dipelajari sblm masuk ke bag KFR
makasih infonya 🙂
Raphael Setyadharma said:
Boleh digoogling buku rehab karya Susan Garrison, Martin Grabois – Lauro Halstead dan Cuccurulo.
Buku-buku yang seandainya dokter Dodik tidak jadi masuk ke KFRpun tetap akan berguna.
Arif s said:
Malam dok, saya tertarik dengan penjelasan dokter mengenai apa itu spesialis rehabilitasi medik atau spesialis ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. Dari salah satu pernyataan dokter mengatakan bahwa dokter spesialis rehabilitasi medik adalah dokter rematik, dokter cardiologist atau pulmonologist tetapi tidak memberikan obat-obatan. Saya kurang setuju dengan pernyataan tersebut karena yang namanya dokter spesialis rehabilitasi medik adalah tetap seorang dokter yang berangkat dari seorang dokter umum ч⍺иɡ telah belajar farmakologi maupun farmasi selama beberapa tahun dan dokter spesialis rehabilitasi medik adalah dokter spesialis jadi dokter spesialis rehabilitasi medik tetap dapat memberikan obat-obatan selama pasien belum ada komplikasi, misal seorang penderita diabetes tanpa komplikasi kerusakan target organ datang berobat kepada dokter spesialis rehabilitasi medik dengan keluhan osteoartritis sendi lutut dan secara kebetulan penderita juga ada kencing manis tetapi tidak terkontrol dengan baik, apakah dokter spesialis rehabilitasi medik tidak bisa menanganinya terlebih dahulu sambil mencari lebih lanjut apakah diabetesnya sudah ada komplikasi atau belum setelah itu baru merujuk ke spesialis penyakit dalam ч⍺иɡ kompeten dengan penyakit diabetes atau dokter spesialis rehabilitasi medik tidak peduli dengan penyakit diabetes pasien ini dan tidak memberikan obat karena notabene dokter spesialis rehabilitasi medik selalu tidak memberikan obat-obatan??? Bukankah moto dari seorang dokter spesialis rehabilitasi medik adalah menangani pasien secara komprehensif tidak hanya kepada impairmen atau kerusakan organnya saja tetapi juga menangani gangguan fungsional ч⍺иɡ disebabkan karena adanya kelainan organ tersebut; disabilitasi dan handikap nya??kalau memang dokter spesialis rehabilitasi medik tidak memberikan obat-obatan atau tidak boleh memberikan obat-obatan, apa bedanya dengan terapis yang lain??? Untuk apa dokter spesialis rehabilitasi medik belajar jadi dokter umum dulu selama 6 tahun?? Sudah saja dari lulus sma langsung ambil rehabilitasi medik, tidak perlu belajar farmakologi dan farmasi.setahu saya dokter spesialis rehabilitasi medik di luar negeri tetap berperan sebagai dokter juga dimana mereka juga memberikan obat-obatan dan mata kuliah farmakologi pun merupakan salah satu kurikulum pendidikan dokter spesialis rehabilitasi medik bahkan fisioterapis. Jadi koreksi saya adalah dokter spesialis rehabilitasi medik adalah tetap seorang dokter spesialis yang dapat memberikan obat-obatan untuk menunjang dan mempercepat pemulihan fungsional pasien disamping tindakan rehabilitasi medik lainnya, dalam hal ini bukan berarti dokter spesialis rehabilitasi medik akan menggantikan peran dokter spesialis lain dalam memberikan obat dan dapat mengobati semua penyakit tetapi dokter spesialis rehabilitasi medik sekali lagi bisa memberikan obat-obatan yang dapat menunjang pemulihan fungsional pasien dan bila sudah terjadi komplikasi karena penyakit penyertanya maka kewajiban dokter spesialis rehabilitasi medik untuk merujuk ke spesialis ч⍺иɡ sesuai. Paradigma dokter spesialis rehabilitasi medik adalah rehabilitasi promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif, jadi dokter rehab bukan hanya bisa mengatasi pasien yg sudah cacad saja tetapi juga dapat menyembuhkan. Mohon koreksinya dok.
Raymond Posuma said:
Siap dokter, terima kasih masukannya dan mohon doa restu, saat ini kami para kandidat sedang di kota dokter untuk ujian nasional. 😀
Bila ada kesempatan semoga nanti saya juga diberi kesempatan belajar juga dengan dokter.
Lia said:
Jujur saya kagum dg blog nya, dr. Banyak Sp.KFR yg hanya berpikir n berpikir bagaimana menjangkau masyarakat, tapi dr sudah memulai nya beberapa tahun lalu. Tetap aktif blog nya ya, dr!! #Kalo boleh, saya minta email nya, dr.
Raymond Posuma said:
salam kenal dokter Lia.
terima kasih 😀
alisiaoktavia said:
Haallo dokter ..
Saya mau tanya …
Saya terkena “Trigger Fingers” apakah bisa berobat ke dokter rehabilitasi medik?
Raymond Posuma said:
bisa
alfida said:
dok..saya lagi cemas krn ank perempuan saya umur 2 thn ada kelainan tapilles valgus. seperti apa tindakannya? dan kira2 brp biayanya?
Raymond Posuma said:
talipes valgus yang dimaksud flat foot ya Bunda?
kita perlu membedakan talipes valgus yang fleksibel dan rigid.
Bila rigid harus segera diterapi, sebaliknya bila fleksibel dapat diobservasi terlebih dahulu.
Bagaimana membedakan rigid dan fleksibel? Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu untuk menentukannya.
Semoga berguna Bunda Alfida.
vira said:
Dok, perkenalkan saya seorang dokter umum. saya mau bertanya, apakah di Indonesia rehab medik bisa Mngerjakan akupunktur? karena saya dengar terapi ini cukup bermanfaat, terutama untuk kasus syaraf. lalu bagaimana dengan pemeriksaan elektromyografi? apakah dikerjakan juga? setahu saya di luar negeri physiatrist mengerjakannya. terakhir,apakah orang ke dokter rehab medik harus dengan rujukan sejawat lain? terima kasih dok.
Raymond Posuma said:
1. Sejauh yang saya tahu, akupuntur tidak perlu harus rehab medik, saat ini sudah ada spesialisasi akupuntur sendiri. Sertifikasi kompetensi untuk akupuntur lebih baik dipastikan via pihak yang berwenang.
2. Dokter rehab medik di Indonesia juga melakukan pemeriksaan elektromiografi.
3. Tergantung sistem di rumah sakit dimana dokter rehab medik tersebut bekerja. Dokter rehab medik adalah klinisi bukan akademisi, sehingga berkompeten untuk melakukan asesmen secara langsung tanpa harus melalui rujukan sejawat lain. Kerjasama dengan bidang lain merupakan hal yang baik demi kepentingan pasien.
Terima kasih pertanyaannya, semoga berguna.
vira said:
Terima kasih atas jawabannya dok. 🙂 semoga sukses selalu.
erna said:
dokter mau tanya neh…ayah saya 4 bulan yang lalu sempat jatuh dari sepeda motor..skrg tulang bokong sebelah kiri sampai lututnya sering terasa nyeri dan ngilu bahkan sampai mengganggu sekali kalau beliaunya jalan..entah apa karena trauma jatuh atau yang lain..pernah dibawa ke sp.tulang katanya ga ada masalah ditulang dan hanya diberi penghilang rasa nyeri bahkan tidak perlu di rontgen kata pak dokternya…kemudian di bawa ke sp.saraf setelah di foto rontgen hasilnya ada pengapuran tulang hanya saja tidak banyak dan diberi obat juga terapi sinar…apa perlu saya bawa ayah saya ke sp rehab medik ya dokter??karena sampai sekarang keluhan sepertinya tidak berkurang..terima kasih atas sarannya
Raymond Posuma said:
bila ada riwayat jatuh terduduk biasanya terjadi coccigodinia. dokter rehab medik dapat berperan dalam kasus ayah Ibu Erna.
pedro said:
met pagi dok, saya punya keluhan pusing sempoyongan seperti didorong dok…ini saya alami sepanjang hari selama kurang lebih setaun lebih….pandangan mata juga jadi buram, telinga berdenging……pernah konsul ke dokter tht, katanya denging telinga disebabkan sarafnya terganggu…….apakah ada hubungannya dengan nyeri di pundak sampai ke leher, rasanya kepala dan mata terasa berat banget….bangun tidur juga terasa pegal2…..mohon pencerahannya dok, ..terima kasih
Raymond Posuma said:
bisa berhubungan pak, coba cek myofascial pain syndrome masseter, splenius capitis, trapezius superior, scalenus dan sternocleidomastoideus.
semua otot tersebut bila meradang bisa memberikan gambaran sesuai dengan yang bapak alami.
semoga berguna
Ronny Winarto said:
selamat siang dok
saya ada keluhan di mana sekitaran tulang ekor saya itu sakit sekali klo dibuat duduk, memang kejadian pertama kalinya agak lama, tapi tidak saya rasakan, tapi semakin lama semakin menganggu, saya sempat kedokter umum, diberi obat anti ngilu, begitu minum mendingan tapi selesai obatnya, kumat lagi, dan saya disarankan ke dokter rehabilitasi medik oleh teman saya, yang ingin saya tanyakan apakah yang saya alami memang harus ke dokter rehabiltasi medik dok? , mohon solusinya dok, terima kasih sebelumnya
Raymond Posuma said:
Kondisi yang pak Ronny alami mungkin disebabkan karena coccigodinia, peradangan pada area di sekitar tulang ekor.
Pada kasus yang berat, selain mengganggu saat duduk juga akan mengganggu saat buang air terutama saat BAB.
Dokter rehab medik akan mengkaji nyeri yang Bapak alami, memberikan terapi yang diperlukan serta edukasi yang disesuaikan dengan kebiasaan Bapak untuk mencegah kekambuhannya.
Semoga berguna.
085358711870 said:
apa beda dokter ortopedi dengan dokter rehab medik, trims dok
Raymond Posuma said:
dokter bedah ortopedi menangani pasien dominan dengan penggunaan pisau operasi, rehab medik non operatif.
sarah said:
Bro ray…saya mau tanya ne..saya punya anak berumur 5thn..dan kakinya agak melengkung spt huruf 0 tp bukan betis.kaki aja.klo saya bawa terapi dia apa masih bisa?mengingat umur udh 5taun..karena waktu bayi gak begitu nampak.skrg udh jelas nampak.makasih bro ray.
Raymond Posuma said:
berat dan tinggi badan?
selama masih pertumbuhan semoga masih ada harapan
tommy said:
Hi dokter raymond. Saya tommy saya mau nanya. Saya ada keluhan ngilu/nyeri di bagian dada kanan atas sprtnya kearah rusuk atau sambungan antara bahu dan dada nyerinya didalam jika digerakankearah trtntu baru terasa yg pasti jika melakukan hook(tinju). Sblmnya saya memang gemar streetworkout kronologinya waktu 5 hari yg lalu pada saat saya mlakukan exercise dips dgn giant set. Setelah itu baru terasa nyeri pdhal biasany tdk ad apaapa krna saya sudh biasa melakukanya. Pasti ini cedera otot ya dok? Mnrut dokter bagaimana?. Terimakasih dokter raymond 🙂
Raymond Posuma said:
warm up dan strecth sebelum exercise?
ada peningkatan frekuensi exercise?
dita said:
slmt pagi dok. sy merasakan kaki saya lebih panjang yang sbelah kanan. sekilas tidak terlihat ada perbedaan. untuk aktifitas normal tidak ada keluhan. tapi setelah dipakai jalan cukup lama terlihat bahwa cara berjalan sy seperti naik-turun, dan mudah terasa sakit pada pinggul, lutut, dan telapak kaki. mohon saran dokter untuk kasus sy. trima kasih
Raymond Posuma said:
Penting untuk dipastikan apakah benar “kaki yg panjang sebelah” itu benar akibat kaki yg panjang sebelah (true leg length discrepancy) atau akibat adanya kompensasi dari otot yg imbalance di sekitar pinggul (anatomical leg length discrepancy).
Dari sana akan ditentukan terapi yg sesuai untuk ibu Dita. Semoga berguna.
bowo said:
Dok saya mau tanya bedanya rehabilitasi medik sama ortopedik.?
Terima kasih,
Raymond Posuma said:
kami tidak menggunakan pisau bedah
haha said:
Dok, apakah ada rehab untuk kelumpuhan saraf keseimbangan ( saraf 8)? Saya Googling ada therapy vestibular?
Raymond Posuma said:
ada pak